MAKALAH
PENGEMBANGAN ALINEA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Kami panjatkan kepada Alloh
SWT, atas terselesaikannya Makalah Pengembangan Paragraf ini. Penulisan makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
penulisan Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan
dan menambah wawasan dalam menulis paragraf.
Makalah ini mengulas antara lain tentang:
1. Pengertian dan kegunaan paragraf
2. Macam-macam paragraf
3. Syarat pembentukan paragraf
4. Letak kalimat utama
5. Cara mengembangkan paragraf
Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik secara materiil maupun moril dalam penulisan
Makalah ini.
18 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ......................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ...................................................................................
1
C.
Tujuan
Penulisan .....................................................................................
1
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Paragraf ................................................................................. 2
B.
Kegunaan
Paragraf..................................................................................
2
C.
Macam-macam
Paragraf .........................................................................
2
D.
Syarat-syarat
Pembentukan Paragraf.......................................................
3
E.
Letak
Kalimat Utama .............................................................................
4
F.
Mengembangkan
Paragraf ......................................................................
7
BAB III. PENUTUP
1.
Kesimpulan..............................................................................................
12
2.
Saran
....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat.
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan
berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak
ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik
kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam
menyusun paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas
tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana yaitu
pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-syarat paragraf dan
pengembangan paragraf itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?
3. Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?
4. Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?
C.
Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini disusun ntuk memberi penjelasan kepada
pembacatentang paragraf dan cara pengembangannya sehingga dapat mempermudah
dalam penulisan suatu karya ilmiah atau karangan lainnya. Sementara bagi
penulis, tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi tentang pengembangan paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam terkandungsatu unit buah pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling ertalian dsalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea
adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek
(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai
dan berakhir.
B.
Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk
menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
2.
Untuk
menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.
C.
Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1.
Paragraf
Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar
bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan
oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta
sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar
pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga berfungsi
untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan
itu.
2.
Paragraf
Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah
yang akan dibahas oleh
seorang penulis. Paragraf
penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf
ini. Oleh sebab itu, secara
kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang, antara paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3.
Paragraf
Penutup
Paragraf
penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung,
atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam
uraian-uraian sebelumnya.
D.
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
1.
Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan
gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian
dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan
pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat
oleh satu gagasan pokok
dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan
pokok.
2.
Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf
ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf
bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan
pikiran yang membingungkan.
3.
Kelengkapan
Suatu
paragraf dikatakan
lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kejelasan kalimat topik/gagasan
utama. Sebaliknya suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau diperluas dengan
pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku Dayak tidaktermasuk suku yang suka bertengkar.
Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa.
Paragraf
di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.
E.
Letak Kalimat Utama
Sebuah
paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang
saling berhubungan
dan hanya mengandung satu pikiran
utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas.
Pikiran utama itu dituangkan ke dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang
ke dalam kalimat-kalimat penjelas.
Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :
1.
Pada
awal paragraf
Paragraf
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian
diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran
utama.paragraf ini bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang
paling mendasar dalam kemampuan berbahasa,
khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan
seseorang. Di samping itu, jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan
menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang
dikuasai, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang.
Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada di
dalam pikirannya.
2.
Pada
Akhir Paragraf
Paragraf
dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama.
Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus ke yang umum.
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan,
pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan
sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik
meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan
teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah
berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun
di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos.
Ditambah lagi jika sekolah itu
bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si
anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan
cepat.
3.
Pada
Awal dan Akhir Paragraf
Peningkatan
taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah
sistem pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang
berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat
memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan
perencana pembangunan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Itulah
sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.
4.
Tanpa
Kalimat Utama
Paragraf
ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluluh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang
berbentuk pelukisan). Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.
Keributan
ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya
tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah
mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan ruang
lalu lintas di jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil
dan suara kereta api bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang
jalan. Sayup-sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan
menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.
Paragraf
di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat
yang membangun paragraf itu.
F. Mengembangkan
Paragraf
Salah
satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat
kerangka paragraph dahulu
sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah
ini.
Kerangka paragraf
Pikiran utama
: Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas
:
1. manusia
telah mengubah segala-galanya
2. hutan,
sawah, dan ladang tergusur
3. pohon-pohon
tidak ada lagi
4. pagar
bunga sudah diganti
5. gedung-gedung
mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia
tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun,
dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur
oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon
telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran
dengan indahnya telah diterjang tembok beton
yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung
plaza megah yang menelan biaya triliunan
rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah
menelan kemesraan dan indahnya alam ini.
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik
dan isi paragraf.
1.
Berdasarkan
teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah
ada pada objek atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini mengenal dua
macam urutan :
·
Urutan
ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang. Miasalnyagambaran dari depan ke belakang, dari
luar ke dalam, dari atas ke bawah dari kanan ke kiri, dan sebagainya.
·
Urutan
waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan atau tindakan.
b. Klimaks dan antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang
dianggap paling rendah kedudukannya.
Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya
c. Umum ke khusus, khusus ke umum (deduktif, induktif)
Cara
pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan
induktif. Dan karya ilmiah
umunya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.
2.
Berdasarkan
Isi
a.
Perbandingan
dan pertentangan
Untuk
menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan
atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis
berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan
adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
b.
Analogi
Analogi
biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan
hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan
untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
c.
Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya
agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan
contoh-contoh yang konkret.
d.
Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk
sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan
akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
e.
Definisi
Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang
penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
f.
Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita
mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya
diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan
menjadi lima macam, yaitu :
1.
Narasi
: paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya:
ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena
merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia
membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki
berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia
langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin
terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu
semakin menyeramkan, bagaikan seekor
singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia
terjatuh tak sadarkan diri.
2.
Deskripsi
: paragraf yang
menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau
merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya:
ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang
menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik.
Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali
mirip dengan para wanita palestina.
3.
Eksposisi
: paragraf yang
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan, menginformasikan suatu teori, teknik,
kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya:
ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan
yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan
masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan
terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan
atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya
merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui
perspektif agama.
4.
Argumentasi : paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta
alasannya.
Ciri-cirinya:
ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab,
domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan ''meta
penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter
manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan
negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju
karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
5.
Persuasi
: paragraf yang
mengajak, membujuk, menyarankan atau mempengaruhi pembaca agar melakukan
sesuatu.
Ciri-cirinya:
ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini,
pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta
membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah
jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara
berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Paragraf
merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan
secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
·
Suatu
paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang
memiliki hubungan timbal balik.
·
Pengembangan
paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur
yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik.
Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan
paragraf tidak efektif.
B.
Saran
·
Dalam
menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat
yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi
dari suatu paragraf dengan mudah.
·
Khususnya
bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara mengembangkan
suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Yogyakarta:Media
Perkasa.
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/