BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sangat
penting Peranan Bahasa Indonesia di dalam dunia Pendidikan dan dunia
sehari-hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak bagi
mereka yang seolah-olah ingin melupakan bahasa Indonesia bahasa persatuan
ataupun gengsi dan lain sebagai nya, karena kebanyakan bagi mereka lebih
memilih bahasa internasional yang sedang tren saat ini yaitu English Language
(Bahasa Inggris). Dan pula banyak dari mereka bagi mahasiswa yang belum mengetahui
bagaimana cara membuat makalah / karya ilmiah yang sebenarnya (yang sempurna).
Sehingga dari latar belakang
tersebut kami sebagai penulis untuk mendeskripsikan secara detail. Tentang
bagaimana cara merencanakan penulisan karya ilmiah yang di ajarkan kepada
mahasiswa GUNADARMA pada khususnya. Mengingat salah satu kendala yang dihadapi
oleh mahasiswa pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat penyelesaian.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar
berlakang diatas, dapatlah ditarik rumusan masalah yang menjadi fokus penulisan
dalam menganalisa bagaimana merencanakan penulisan karangan ilmiah
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan dan penyusunan makalah ini yaitu sebagai bahan referensi dan untuk
mengetahui :
1. Bagaimana cara mengetahui dan merencanakan
penulisan karangan ilmiah.
2. Untuk mengetahui
bagaimana memilih topik, pembatasan topik, pemilihan judul, menentukan tujuan
penulisan dan seterusnya.
D.
MANFAAT PENULISAN
Manfaat
penulisan ini bisa mengetahui bagaimana caranya untuk bisa merencanakan dan
membuat makalah yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Perencanaan
karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis
bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncana untuk
menghasilkan sebuah penulisan karangan ilmiah yang baik, seorang penulis harus
merencanakannya dengan matang. Beberapa langkah yang harus dilalui meliputi :
1. Pemilih topik
2. Pembatasan topik
3. Pemilihan judul
4. Menentukan tujuan penulisan
5. Menentukan bahan penulisan
6. Menentukan kerangka karangan
7. Langkah-langkah penulisan ilmiah
8. Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
9. Tahap Penyajian
Dengan langkah yang sistematis itu, hasil tulisan dari
seorang penulis diharapkan tidak memiliki cacat yang sekecil-kecilnya.
B.
PEMILIHAN
TOPIK
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat
cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya,
akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak
untuk dibaca.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan.
a. Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik
akan menarik apabila:
1. Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2. Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah
dihadapi
3. Mengandung konflik pendapat
4. Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan
dalam waktu yang disediakan.
b. Topik jangan terlalu luas dan
terlalu sempit
c. Topik yang di pilih sesuai
dengan minat dan kemampuan penulis
d. Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya
untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.
C.
PEMBATASAN
TOPIK
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik:
1.
menampilkan informasi latar belakang,
- menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
- memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
- menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
- menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
- membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi),
- memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
D.
PEMILIHAN
JUDUL
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah
hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang
akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
- Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
- Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
- Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variabel dan dependent variabel-nya.
- Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti. Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
E.
MENENTUKAN
TUJUAN PENULISAN
Menentuan tujuan Penulisan adalah suatu gambaran atau
perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan
selanjutnya dengan menentukan tujuan penulisan. Bahan-bahan apa yang diperlukan
Organisasi karangan yang akan diterapkan dan sudut pandang penulis yang
dipilih.
Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara,
yaitu :
1. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari
sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan
sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan
lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan
yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan
gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
2.
Pengungkapan Maksud
Pengungkapan
maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral.
F.
MENENTUKAN
BAHAN PENULISAN
Yang dimaksud dengan bahan penulisan
ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi
itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detil, perbandingan,
sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian,
angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
Dalam menulis karangan fiktif,
sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data pengalaman berupa catatan
harian dibumbui dengan khayalan disertai kemampuan penulisnya dalam merangkai
kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan karya fiktif. Pada karangan
fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan kelogisan karangan itu.
Sedangkan dalam menulis karangan
nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang utama adalah fakta dan data. Penulis
dituntut untuk melaukan berbagai penelitian. Karangan ilmiah ini tidak dapat
dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data,
karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis,
objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber
rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah, yaitu:
1. Bahan
pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk
mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut mencari buku-buku yang
berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus mengumpulkan bahan-bahan
sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang berasal dari seorang
tokoh.
2. Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang yang dianggap
berkompoten (berotoritas) mengenai hal yang ditulis. Wawancara biasanya
digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan dalam
wawancara adalah alat perekam dan kamera video. Alat tersebut dapat memudahkan
penyalinan ke dalam bentuk tulis. Wawancara lebih dominan digunakan pada
penelitian lapangan, namun tidak menutup kemungkinan wawancara juga digunakan
pada penelitian perpustakaan, yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh
yang kurang jelas atau memperkuat pendapat seorang tokoh tentang
pendapatnya.
3. Angket
Angket adalah pertanyaan yang
digunakan untuk menjaring pendapat atau opini seseorang tentang sesuatu.
Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau
menyilangnya.[6]
4. Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan
secara cermat,kita perlu berlatih mengamati sebuah objek dari jarak yang
lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan minat yang memadai
.Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita akan
memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
5. Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita
harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena pendapat
yang dikemukakan sering bersifat subjektif.
6. Penulisan
Draft
Penulisan draft merupakan
pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian disusun menjadi
sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7. Penyuntingan
wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya
melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan
tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang
benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
G.
MENENTUKAN
KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Beberapa
fungsi kerangka karangan :
- untuk
menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
- kerangka karangan membantu penulis untuk melihat
gagasan-gagasan tulisan dalam sekilas pandang.
- memudahkan
penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
- menghindari
penggarapan topik dua kali atau lebih.
- dengan
mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangkan, penulis lebih mudah
untuk mengembangkan apa yang ingin dijabarkan.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual,
menyeluruh, dan terarah.Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat
gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan
dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan
itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu.
Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah
bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat
terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan
bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang
berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada
kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai
kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai
dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang
tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya
mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan
pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang
demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih
dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak
dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan
diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka
karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk
memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah
dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang
telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang
hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan
ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari
karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah
karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,
dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
H.
LANGKAH-LANGKAH
PENULISAN KARYA ILMIAH
Metode ilmiah penelitian dan
pengembangan menulis karya ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara
sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan
observasi dan menetapkan masalah dan tujuan. Langkah awal dalam penulisan
ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan menetapkan
masalah dan tujuan yang akan diteliti.
2. Menyusun
hipotesis. Menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek penelitian.
3. Menyusun
rancangan penelitian. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
4. Melaksanakan
percobaab berdasarkan metode yang direncanakan. Kegiatan nyata dari proses
penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan.
5. Melaksanakan
pengamatan dan pengumpulan data. Setelah melakukan percobaan atas objek
penelitian, maka selanjutnya melakukan pengamatan pada objek penelitian.
6. Menganalisis
dan menginterprrestasikan data. Menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada
saat pengamatan atau penelitian.
7. Merumuskan
kesimpulan. Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan, pengamatan,
penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.
8. Melaporkan
hasil penelitian. Langkah inilah yang sesungguhnya merupakan proses
penulisan karangan ilmiah. Pada langkah ini kita telah menyusun sebuah karya
tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.
I.
TAHAP PEMERIKSAAN ATAU PENYUNTINGAN
KONSEP (EDITING)
Tahap ini bertujuan untuk :
a. Melengkapi data yang dirasa masih
kurang.
b. Membuang dan mengedit data yang
dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam
karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau
terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa yang ada
dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif,
contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian
paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
J.
Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
·
Segi
kerapian dan kebersihan.
·
Tata
letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman
pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar,
daftar pustaka, dll.
·
Memakai
standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan
kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perencanaan
karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah
itu sendiri adalah merencanakan dengan matang suatu topik yang
benar-benar dipilih oleh penulis.
Topik karya ilmiah banyak bersumber
dari hasil pengamatan. Pengalaman dan penjelasan. Untuk mengambil topik harus
yang menarik untuk dibahas, tidak terlalu luas dan terlalu sempit sesuai dengan
minat dan kemampuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://dino-al-depoky.blogspot.com/2014/02/bahasa-indonesia-perencanaan-penulisan.html
Casino | DrmCD
BalasHapusThe casino, 김포 출장안마 the casino and a lounge, is located on the 용인 출장마사지 corner of Harrah's Resort in Hanover, 파주 출장마사지 Conn. It's 청주 출장마사지 the second 평택 출장마사지 Native American casino in the state of