Rabu, 18 November 2015

RENCANA PENULISAN KARYA ILMIAH



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sangat penting Peranan Bahasa Indonesia di dalam dunia Pendidikan dan dunia sehari-hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak bagi mereka yang seolah-olah ingin melupakan bahasa Indonesia bahasa persatuan ataupun gengsi dan lain sebagai nya, karena kebanyakan bagi mereka lebih memilih bahasa internasional yang sedang tren saat ini yaitu English Language (Bahasa Inggris). Dan pula banyak dari mereka bagi mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana cara membuat makalah / karya ilmiah yang sebenarnya (yang sempurna).
Sehingga dari latar belakang tersebut kami sebagai penulis untuk mendeskripsikan secara detail. Tentang bagaimana cara merencanakan penulisan karya ilmiah yang di ajarkan kepada mahasiswa GUNADARMA pada khususnya. Mengingat salah satu kendala yang dihadapi oleh mahasiswa pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat penyelesaian.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar berlakang diatas, dapatlah ditarik rumusan masalah yang menjadi fokus penulisan dalam menganalisa bagaimana merencanakan penulisan karangan ilmiah
C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini yaitu sebagai bahan referensi dan untuk mengetahui :
1.   Bagaimana cara mengetahui dan merencanakan penulisan karangan ilmiah.
2. Untuk mengetahui bagaimana memilih topik, pembatasan topik, pemilihan judul, menentukan tujuan penulisan dan seterusnya.
D.    MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan ini bisa mengetahui bagaimana caranya untuk bisa merencanakan dan membuat makalah yang baik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncana untuk menghasilkan sebuah penulisan karangan ilmiah yang baik, seorang penulis harus merencanakannya dengan matang. Beberapa langkah yang harus dilalui meliputi :
1.      Pemilih topik
2.      Pembatasan topik
3.      Pemilihan judul
4.      Menentukan tujuan penulisan
5.      Menentukan bahan penulisan
6.      Menentukan kerangka karangan
7.      Langkah-langkah penulisan ilmiah
8.      Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
9.      Tahap Penyajian
Dengan langkah yang sistematis itu, hasil tulisan dari seorang penulis diharapkan tidak memiliki cacat yang sekecil-kecilnya.
B.     PEMILIHAN TOPIK
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
a. Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan menarik apabila:
1. Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2. Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
3. Mengandung konflik pendapat
4. Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
b. Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit           
c. Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
d. Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan  dengan profesi.
C.    PEMBATASAN TOPIK           
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik:
1.       menampilkan informasi latar belakang,
  1. menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
  2. memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
  3. menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
  4. menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
  5. membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi),
  6. memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
D.    PEMILIHAN JUDUL
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
  1. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
  2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
  3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variabel dan dependent variabel-nya.
  4. Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti. Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.

E.     MENENTUKAN TUJUAN PENULISAN
Menentuan tujuan Penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan selanjutnya dengan menentukan tujuan penulisan. Bahan-bahan apa yang diperlukan Organisasi karangan yang akan diterapkan dan sudut pandang penulis yang dipilih.
Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu :
1.      Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
2.      Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral.
F.     MENENTUKAN BAHAN PENULISAN
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan disertai kemampuan penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan karya fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan kelogisan karangan itu.
Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang utama adalah fakta dan data. Penulis dituntut untuk melaukan berbagai penelitian. Karangan ilmiah ini tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis, objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah, yaitu:
1.    Bahan pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut mencari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus mengumpulkan bahan-bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh.
2.    Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompoten (berotoritas) mengenai hal yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan kamera video. Alat tersebut dapat memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis. Wawancara lebih dominan digunakan pada penelitian lapangan, namun tidak menutup kemungkinan wawancara juga digunakan pada penelitian perpustakaan, yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang jelas  atau memperkuat pendapat seorang tokoh tentang pendapatnya.
3.    Angket
Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau opini seseorang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.[6]
4.    Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati sebuah objek dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan minat yang memadai .Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
5.    Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering bersifat subjektif.


6.    Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7.    Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
G.    MENENTUKAN KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Beberapa fungsi kerangka karangan :
-  untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
- kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan tulisan dalam sekilas pandang.
-  memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
-  menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
- dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangkan, penulis lebih mudah untuk mengembangkan apa yang ingin dijabarkan.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.







H.    LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan. Langkah awal dalam penulisan ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti.
2.      Menyusun hipotesis. Menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek penelitian.
3.      Menyusun rancangan penelitian. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
4.      Melaksanakan percobaab berdasarkan metode yang direncanakan. Kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan.
5.      Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data. Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian, maka selanjutnya melakukan pengamatan pada objek penelitian.
6.      Menganalisis dan menginterprrestasikan data. Menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan atau penelitian.
7.      Merumuskan kesimpulan. Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.
8.      Melaporkan hasil penelitian.  Langkah inilah yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karangan ilmiah. Pada langkah ini kita telah menyusun sebuah karya tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.
I.      TAHAP PEMERIKSAAN ATAU PENYUNTINGAN KONSEP (EDITING)
Tahap ini bertujuan untuk :
a.       Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.      Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c.       Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d.      Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
J.     Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
·         Segi kerapian dan kebersihan.
·         Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
·         Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

















BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah itu sendiri adalah merencanakan dengan  matang suatu topik yang benar-benar dipilih oleh penulis.
Topik karya ilmiah banyak bersumber dari hasil pengamatan. Pengalaman dan penjelasan. Untuk mengambil topik harus yang menarik untuk dibahas, tidak terlalu luas dan terlalu sempit sesuai dengan minat dan kemampuan penulis.





















DAFTAR PUSTAKA

http://dino-al-depoky.blogspot.com/2014/02/bahasa-indonesia-perencanaan-penulisan.html

1 komentar:

  1. Casino | DrmCD
    The casino, 김포 출장안마 the casino and a lounge, is located on the 용인 출장마사지 corner of Harrah's Resort in Hanover, 파주 출장마사지 Conn. It's 청주 출장마사지 the second 평택 출장마사지 Native American casino in the state of

    BalasHapus